Siapakah Maria Montessori?
Maria Montessori (1870 -1952) adalah
seorang perempuan yang memiliki berbagai minat. Meskipun tidak disetujui
ayahnya, pada usia 13 dia masuk sekolah kejuruan untuk belajar teknik. Setelah
belajar teknik selama 7 tahun, minatnya mulai berubah. Montessori mulai tertarik
pada ilmu kedokteran dan memilih untuk belajar psikiatri di University of Rome. Dia lulus dan
menjadi perempuan pertama di Italia yang lulus dari sekolah kedokteran.
Pekerjaan
pertama Montessori adalah mengurus anak-anak di sebuah rumah sakit jiwa (mental asylum). Di sana dia bertanggung jawab untuk mengurus
kesehatan anak-anak yang memiliki keterbelakangan mental. Dia mengukur berat
dan tinggi badan anak-anak tersebut dan memastikan bahwa mereka tercukupi
kebutuhan gizinya.
Suatu
siang, Montessori memperhatikan bahwa anak-anak sedang memainkan roti, yang
seharusnya menjadi santapan makan siang. Mereka memainkan roti dengan
menggulung-gulungnya (seperti anak memainkan lilin mainan/play dough). Muncullah gagasan, apabila anak-anak memiliki
sesuatu untuk dimainkan (dimanipulasi) maka mereka bisa mengembangkan
keterampilan (berpikirnya).
Dia
pun mulai mengembangkan berbagai alat bantu belajar yang memungkinkan anak
belajar secara mandiri. Sampai sekarang alat bantu belajar yang dikembangkan
Montessori masih sering digunakan di berbagai sekolah (meskipun ada yang
dimodifikasi). Pengalamannya belajar teknik memudahkannya dalam mendesain dan
membuat berbagai alat bantu belajar. Montessori mengujicobakan alat-alat bantu
belajar yang dibuatkan kepada anak-anak di rumah sakit jiwa tersebut. Ternyata
anak-anak mengalami perkembangan dalam belajar.
Iseng-iseng Montessori mengikutsertakan beberapa anak-anak tersebut dalam ujian negara. Ternyata kemampuan anak-anak tersebut tak berbeda jauh, atau bahkan di atas anak-anak yang tidak memiliki kebutuhan khusus. “Kalau metode tersebut berhasil untuk anak-anak berkebutuhan khusus, bagaimana kalau diterapkan untuk anak-anak lain?” pikir Montessori. Montessori pun mulai memikirkan untuk mendirikan sekolah umum, sehingga metode Montessori bisa dirasakan oleh anak-anak lainnya, hingga saat ini.
0 comments:
Posting Komentar