Minggu, 12 Juni 2016

Mengatasi Anak Terlambat Berbicara

Penyebab dan Cara Mengatasi Anak Terlambat BerBicara

 

Terdapat 2 hal proses terjadinya anak berbicara, yaitu proses sensoris dan motorik. Aspek sensoris meliputi pendengaran, penglihatan, dan rasa raba berfungsi untuk memahami apa yang didengar, dilihat dan dirasa. Aspek motorik yaitu mengatur laring, alat-alat untuk artikulasi, tindakan artikulasi dan laring yang bertanggung jawab untuk pengeluaran suara.
Normalnya anak usia 1,5 tahun sudah bisa mengucapkan minimal 5 kata secara konsisten seprti memanggil mama, papa, ini, itu, apa, nggak. Saat memasuki usia 2 tahun anak sudah mampu merangkai kata. Semisal : bikin susu, susu tumpah, mau makan, dll, kemudian akan berkembang apabila umur anak lebih dari 2thn, biasanya sudah dapat mengucapkan 1 kalimat sederhana seperti, lampu mobil mati, kucing lagi bobo,dll.
Seorang anak digolongkan terlambat berbicara jika umur anak sudah mencapai >2 atau 3 tahun tapi belum juga bisa berbicara dengan lancar atau hanya bisa mengucapkan potongan kata saja.
Anak yang mengalami keterlambatan bicara sebenarnya memiliki soaial-emosional dan perkembangan intelegensi yang normal seperti anak lainnya. Masalah anak terlambat bicara dialami 5-10 persen anak-anak usia prasekolah dan cenderung lebih sering dialami anak laki-laki ketimbang perempuan.

Keterlambatan bicara pada anak bisa disebabkan berbagai faktor, antara lain:
1. Mengalami hambatan pendengaran (  Untuk Kasus-kasus tertentu )
Bila anak mengalami kesulitan dalam pendengaran, secara otomatis menyebabkan anak kesulitan meniru, memahami, dan menggunakan bahasa. Masalah pendengaran pada anak biasanya disebabkan adanya infeksi telinga.
2. Hambatan perkembangan otak
Adanya gangguan pada daerah oral-motor di otak mengakibatkan ketidakefisienan  hubungan di daerah otak yang berperan untuk menghasilkan bicara. Sehingga kondisi ini dapat menyebabkan anak kesulitan menggunakan bibir, lidah, dan rahang untuk menghasilkan bunyi.
3. Adanya masalah keturunan
Keterlambatan bicara juga bisa dipengaruhi oleh faktor keturunan. Meski belum ada penelitian yang bisa membuktikan kebenarannya, tapi biasanya anak yang terlambat bicara ternyata memiliki riwayat keluarga yang mengalami gangguan yang sama.
4. Minimnya komunikasi dengan anak sebaya / seumuran

Biasanya anak bisa terbantu dengan teman-teman sebaya mereka yang lebih dulu bisa berbicara. Biasany, apabila berada di komunitas anak-anak yang lebih dulu dapat berbicara dengan lancer anak cenderung ingin mengikuti agar dapat berinteraksi.

5. Komunikasi dengan orangtua yang kurang tepat.
Interaksi dan komunikasi antara orangtua dengan anak bisa menstimulasi anak untuk memperbanyak kosa katanya. Sayangnya, beberapa orangtua tidak menyadari jika cara berkomunikasi mereka berpengaruh terhadap perkembangan anak, Berkomunikasi dengan anak tidak hanya sekedar memerintah sang anak, misal : menyuruh bobo, menyuruh mencuci kaki, dlll. 

Komunikasi yang baik antara orangtua dengan anak,  yaitu :
1.      Dengan mengajak ngobrol sang anak, semisal ingin mengajak bobo :
Raizel bobo! ( Kurang tepat )
Raizel sini deh mama mau nanya, raizel udah ngantuk belum? Ayo bobo sama mama.      ( Lebih tepat )
2.      Usahakan untuk menatap mata sang anak, agar komunikasi terjalin 2 arah, sehingga anak dapat merespon, walaupun hanya sekedar anggukan. Atauw celotehan.
3.      Ajaklah anak berbicara dengan kalimat yang cukup panjang dan jelas, agar anak dapat mengikuti dengan mudah.
4.      Jangan berbicara terlalu cepat.
5.      Mainkan nada berbicara anda dengan menirukan cara orang berdongeng ( Biasanya anak lebih tertarik untuk mengikuti )
6.      Usahakan anak melihat gerakan bibir Anda ketika mengucapkan kata-kata tersebut. Misalnya, susu bukan cucu, minum bukan mik atu num, makan bukan maem atau mamam.

5. Faktor Televisi
Anak yang sering menonton televisi akan menjadi pendengar yang pasif, anak hanya menerima tanpa harus mencerna dan memproses informasi yang masuk. Menonton televisi juga bisa membuat anak menjadi traumatis karena menyaksikan tayangan yang berisi adegan perkelahian, kekerasan, dan seksual.


Jika orangtua sudah menyadari adanya gejala keterlambatan bicara pada anak, maka sebaiknya lakukan hal berikut ini:
1. Konsultasikan anak ke dokter atau psikolog tentang tumbuh kembang anak, bicarakan pada para ahli tentang tumbuh kembang anak dan kemampuan apa saja yang sudah bisa dikuasainya.
2. Berikan anak kesempatan untuk berinteraksi dan bermain dengan teman-teman sebayanya. Kegiatan ini bisa memotivasi anak untuk belajar bicara karena bermain dengan anak-anak lainnya membutuhkan kemampuan komunikasi verbal.
Bisa dengan memasukkan anak di kelompok bermain seperti Daycare, Playgroup, Bimbingan Belajar, dll
3. Ibu bisa menstimulasi anak dengan mengajaknya berkomunikasi meskipun anak belum mampu berbicara dengan baik. Ibu bisa mengajak anak untuk membacakan dongeng dan bernyanyi. Apabila tidak dapat melakukan sendiri, dapat memasukkan anak ke Komunitas dengan kegiatan-kegiatan seperti itu, misalnya Daycare, Playgroup, Bimba,dll.

Keuntungan Mengajak anak untuk mengikuti 
kegiatan di Daycare

Dua studi baru menemukan bahwa  daycare  dapat meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan meningkatkan sistem imun anak. 
Studi pertama memerlihatkan, anak yang dititipkan di TPA secara signifikan tidak memiliki keterlambatan bicara pada usia 3 dibandingkan mereka yang hanya diawasi di rumah oleh orang tua atau baby sitter. 
“Anak pada umur 1 dan 1,5 tahun yang kesehariannya di daycare umumnya dapat menerima stimulasi bahasa secara intensif dari anak-anak seumurannya dibandingkan mereka yang hanya tinggal di rumah. Hal ini akan lebih membantu kemampuan mereka berbahasa,” kata Ratib Lekhal, kandidat doktor di Norwegian Institute of Public Health, Depertement of Children and Adolescent Mental Health. 
Kedekatan antar anak di daycare juga dapat membantu meningkatkan kesehatan anak. Studi kedua yang dipublikasikan di The Archives of Pediatric and Adolescent Medicine, mendapati bahwa anak yang berada di daycare lebih sering terserang infeksi pernapasan dan telinga, tapi pada umur 5, mereka memiliki pertahanan dan imunitas lebih daripada anak yang hanya

Penyebab dan Cara Mengatasi Anak Terlambat BerBicara

 

Terdapat 2 hal proses terjadinya anak berbicara, yaitu proses sensoris dan motorik. Aspek sensoris meliputi pendengaran, penglihatan, dan rasa raba berfungsi untuk memahami apa yang didengar, dilihat dan dirasa. Aspek motorik yaitu mengatur laring, alat-alat untuk artikulasi, tindakan artikulasi dan laring yang bertanggung jawab untuk pengeluaran suara.
Normalnya anak usia 1,5 tahun sudah bisa mengucapkan minimal 5 kata secara konsisten seprti memanggil mama, papa, ini, itu, apa, nggak. Saat memasuki usia 2 tahun anak sudah mampu merangkai kata. Semisal : bikin susu, susu tumpah, mau makan, dll, kemudian akan berkembang apabila umur anak lebih dari 2thn, biasanya sudah dapat mengucapkan 1 kalimat sederhana seperti, lampu mobil mati, kucing lagi bobo,dll.
Seorang anak digolongkan terlambat berbicara jika umur anak sudah mencapai >2 atau 3 tahun tapi belum juga bisa berbicara dengan lancar atau hanya bisa mengucapkan potongan kata saja.
Anak yang mengalami keterlambatan bicara sebenarnya memiliki soaial-emosional dan perkembangan intelegensi yang normal seperti anak lainnya. Masalah anak terlambat bicara dialami 5-10 persen anak-anak usia prasekolah dan cenderung lebih sering dialami anak laki-laki ketimbang perempuan.

Keterlambatan bicara pada anak bisa disebabkan berbagai faktor, antara lain:
1. Mengalami hambatan pendengaran (  Untuk Kasus-kasus tertentu )
Bila anak mengalami kesulitan dalam pendengaran, secara otomatis menyebabkan anak kesulitan meniru, memahami, dan menggunakan bahasa. Masalah pendengaran pada anak biasanya disebabkan adanya infeksi telinga.
2. Hambatan perkembangan otak
Adanya gangguan pada daerah oral-motor di otak mengakibatkan ketidakefisienan  hubungan di daerah otak yang berperan untuk menghasilkan bicara. Sehingga kondisi ini dapat menyebabkan anak kesulitan menggunakan bibir, lidah, dan rahang untuk menghasilkan bunyi.
3. Adanya masalah keturunan
Keterlambatan bicara juga bisa dipengaruhi oleh faktor keturunan. Meski belum ada penelitian yang bisa membuktikan kebenarannya, tapi biasanya anak yang terlambat bicara ternyata memiliki riwayat keluarga yang mengalami gangguan yang sama.
4. Minimnya komunikasi dengan anak sebaya / seumuran

Biasanya anak bisa terbantu dengan teman-teman sebaya mereka yang lebih dulu bisa berbicara. Biasany, apabila berada di komunitas anak-anak yang lebih dulu dapat berbicara dengan lancer anak cenderung ingin mengikuti agar dapat berinteraksi.

5. Komunikasi dengan orangtua yang kurang tepat.
Interaksi dan komunikasi antara orangtua dengan anak bisa menstimulasi anak untuk memperbanyak kosa katanya. Sayangnya, beberapa orangtua tidak menyadari jika cara berkomunikasi mereka berpengaruh terhadap perkembangan anak, Berkomunikasi dengan anak tidak hanya sekedar memerintah sang anak, misal : menyuruh bobo, menyuruh mencuci kaki, dlll. 

Komunikasi yang baik antara orangtua dengan anak,  yaitu :
1.      Dengan mengajak ngobrol sang anak, semisal ingin mengajak bobo :
Raizel bobo! ( Kurang tepat )
Raizel sini deh mama mau nanya, raizel udah ngantuk belum? Ayo bobo sama mama.      ( Lebih tepat )
2.      Usahakan untuk menatap mata sang anak, agar komunikasi terjalin 2 arah, sehingga anak dapat merespon, walaupun hanya sekedar anggukan. Atauw celotehan.
3.      Ajaklah anak berbicara dengan kalimat yang cukup panjang dan jelas, agar anak dapat mengikuti dengan mudah.
4.      Jangan berbicara terlalu cepat.
5.      Mainkan nada berbicara anda dengan menirukan cara orang berdongeng ( Biasanya anak lebih tertarik untuk mengikuti )
6.      Usahakan anak melihat gerakan bibir Anda ketika mengucapkan kata-kata tersebut. Misalnya, susu bukan cucu, minum bukan mik atu num, makan bukan maem atau mamam.

5. Faktor Televisi
Anak yang sering menonton televisi akan menjadi pendengar yang pasif, anak hanya menerima tanpa harus mencerna dan memproses informasi yang masuk. Menonton televisi juga bisa membuat anak menjadi traumatis karena menyaksikan tayangan yang berisi adegan perkelahian, kekerasan, dan seksual.


Jika orangtua sudah menyadari adanya gejala keterlambatan bicara pada anak, maka sebaiknya lakukan hal berikut ini:
1. Konsultasikan anak ke dokter atau psikolog tentang tumbuh kembang anak, bicarakan pada para ahli tentang tumbuh kembang anak dan kemampuan apa saja yang sudah bisa dikuasainya.
2. Berikan anak kesempatan untuk berinteraksi dan bermain dengan teman-teman sebayanya. Kegiatan ini bisa memotivasi anak untuk belajar bicara karena bermain dengan anak-anak lainnya membutuhkan kemampuan komunikasi verbal.
Bisa dengan memasukkan anak di kelompok bermain seperti Daycare, Playgroup, Bimbingan Belajar, dll
3. Ibu bisa menstimulasi anak dengan mengajaknya berkomunikasi meskipun anak belum mampu berbicara dengan baik. Ibu bisa mengajak anak untuk membacakan dongeng dan bernyanyi. Apabila tidak dapat melakukan sendiri, dapat memasukkan anak ke Komunitas dengan kegiatan-kegiatan seperti itu, misalnya Daycare, Playgroup, Bimba,dll.

Keuntungan Mengajak anak untuk mengikuti 
kegiatan di Daycare

Dua studi baru menemukan bahwa  daycare  dapat meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan meningkatkan sistem imun anak. 
Studi pertama memerlihatkan, anak yang dititipkan di TPA secara signifikan tidak memiliki keterlambatan bicara pada usia 3 dibandingkan mereka yang hanya diawasi di rumah oleh orang tua atau baby sitter. 
“Anak pada umur 1 dan 1,5 tahun yang kesehariannya di daycare umumnya dapat menerima stimulasi bahasa secara intensif dari anak-anak seumurannya dibandingkan mereka yang hanya tinggal di rumah. Hal ini akan lebih membantu kemampuan mereka berbahasa,” kata Ratib Lekhal, kandidat doktor di Norwegian Institute of Public Health, Depertement of Children and Adolescent Mental Health. 
Kedekatan antar anak di daycare juga dapat membantu meningkatkan kesehatan anak. Studi kedua yang dipublikasikan di The Archives of Pediatric and Adolescent Medicine, mendapati bahwa anak yang berada di daycare lebih sering terserang infeksi pernapasan dan telinga, tapi pada umur 5, mereka memiliki pertahanan dan imunitas lebih daripada anak yang hanya

 
BUBBLEGUM KIDS Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template